Sunday, February 21, 2010

Tension Leg Platrform (TLP)


Pemodelan Matematis Daerah Surf Zone dekat Pantai

Surf zone adalah daerah yang terbentang antara bagian dalam dari gelombang pecah dan batas naik turunya gelombang di pantai. Surf zone merupakan daerah yang paling penting di dalam analisis proses pantai, karena di daerah tersebut tiggi gelombang sudah tidak stabil lagi akibat adanya energi yang hilang setelah terjadi gelombang pecah sehingga tejadi turbulensi tinggi yang menyebabkan terjadinya proses transpor sedimen. Perubahan profil pantai (Beach Profile Evolution) adalah fenomena berubahnya elevasi dasar perairan suatu kawasan pantai jika dilihat menurut potongan tegak lurus pantai. Model perubahan profil pantai terdiri dari modul transformasi gelombang (wave transformation module), modul laju sedimen (sediment transport module), dan modul perubahan bathimetri (bathymetric change module). Pada penelitian ini hanya membahas modul transformasi gelombang (wave transformation module) secara satu dimensi saja. Model Roelvink ini adalah model numerik transformasi gelombang yang bersifat satu dimensi dengan persamaan dasar yang digunakan adalah persamaan keseimbangan momentum energi gelombang. Model ini nantinya diharapkan bisa digunakan untuk memprediksi perubahan tinggi gelombang di daerah surf zone. Serta untuk kondsi awal (initial conditions) dalam bentuk kedalaman profil melintang dan kondisi batas laut lepas, tinggi gelombang serta periode gelombang dari proses hidrodinamik. Model numerik ini akan dikalibrasi dengan menggunakan hasil percobaan laboratorium large wave flume dengan mengubah nilai dari parameter koefisien gelombang pecah ( ) atau koefisien dissipasi ( ) untuk mendapatkan error terkecil, kemudian model akan dikomparasi dengan metode yang digunakan pada buku Shore Protection Manual, CERC.

Daerah Surf Zone Pantai

Surf zone adalah daerah yang terbentang antara bagian dalam dari gelombang pecah dan batas naik turunya gelombang di pantai. Surf zone merupakan daerah yang paling penting di dalam analisis proses pantai, karena di daerah tersebut tiggi gelombang sudah tidak stabil lagi akibat adanya energi yang hilang setelah terjadi gelombang pecah sehingga tejadi turbulensi tinggi yang menyebabkan terjadinya proses transpor sedimen. Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi ini telah mendorong terjadinya pemanasan global (global warming). Waluapun fenomena tersebut bersifat alami, tetapi meminimalisasi dampak yang ditimbulkannya merupakan upaya yang harus segera dilakukan. Salah satu dampak terhadap kawasan pesisir adalah badai tropis yang besar yang dapat membangkitkan gelombang tinggi serta menaikkan permukaan air laut ataupun menimbulkan gelombang pasang. Bagi negara kepulauan seperti Indonesia, efek dari pemanasan global ini akan membawa dampak negatif yang cukup signifikan. Gelombang besar, kenaikan pasang serta peningkatan muka air laut akan menggenangi banyak areal ekonomis penting, seperti pemukiman penduduk, prasarana wilayah, lahan pertanian, tambak, resort, wisata, dan pelabuhan. Semua dampak ini dirasakan oleh 11 propinsi di Indonesia. Sebelas propinsi tersebut adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumtera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali (Kompas, Jum at 18 Mei 2007). Memperhatikan dampak serius yang ditimbulkan akibat perubahan hidrodinamis pantai seperti peubahan tinggi gelombang yang signifikan, gelombang pasang serta kenaikan muka air laut dimana sudah seharusnya disiapkan langkah-langkah antisipasi mempelajari tingkat kerentanan (vulnerability) daerah-daerah pesisir 2 terhadap pengaruh negatif pemanasan global ini. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi peristiwa yang sama terjadi lagi di kemudian hari serta mengevaluasi dari proyek-proyek perlindungan pantai yang ada sekarang ataupun untuk mendesain ulang (re-design) struktur pelindung pantai pada kondisi existing yang ada. Dalam rangka menjawab permasalahan diatas inilah dirasakan perlunya suatu penelitian untuk memodelkan perubahan tinggi gelombang dari laut dalam sampai ke pantai terutama di derah surf zone, terutama pengaruhnya terhadap pulau-pulau kecil sebagai pulau terluar yang berfungsi sebagai pulau pelindung (barrier islands). Hal ini didasarkan pada kenyataan pulau-pulau inilah yang paling rentan dan pertama kali terkena efek atau pengaruh jika terjadi bencana seperti gelombang besar atau kenaikan muka air laut. Dengan bantuan model ini nantinya diharapkan para sarjana teknik kelautan dapat memprediksi perubahan tinggi gelombang di daerah surf zone.