Wednesday, December 30, 2009

Indonesi memiliki potensi energi geothermal terbesar di dunia

Berlin, 21 Oktober 2009 11:16
Indonesia memiliki potensi geothermal (panas bumi) terbesar di dunia, bagi industri energi terbarukan. Pasalnya, secara geografis Indonesia terletak di jalur ring of fire (cincin api) dunia. Banyaknya gunungapi (volcanos), menjadikan Indonesia memiliki sumber panas bumi berlimpah.

“Potensinya sekitar 27 Gigawatt dan banyak yang belum tereksplorasi,” papar David Bruhn, peneliti senior pada institusi GeoForschungZentrum Potsdam, Jerman, dalam forum Indonesia Business Day (IBD), belum lama ini.

Diskusi yang digelar di Kota Berlin, Jerman, itu mengusung tema “Mobility and Energy: Potentials, Business Opportunities, and Challenges”, atas kerja sama antara KBRI di Berlin dengan Pemerintah Kota Berlin, dalam kerangka Asia Pacific Week 2009.

Dalam pembahasan mengenai investasi di sektor transportasi, pengembangan infrastruktur di Jakarta sebagai ibukota metropolitan menjadi sorotan tersendiri dan berpeluang besar bagi terbukanya kerja sama investasi yang menjanjikan dengan Jerman. Sementara itu, peluang investasi asing jangka panjang difokuskan pada potensi pengembangan infrastruktur jalur penghubung antara Pulau Jawa dengan bagian Timur Indonesia, baik melalui darat, udara, maupun laut.

Dubes RI untuk Republik Federal Jerman Eddy Pratomo menekankan peran penting promosi peluang investasi asing di sektor energi dan transportasi dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya terkait dengan upaya untuk mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global. Dengan didukung oleh kebijakan yang memudahkan bagi investasi, katanya, pemerintah telah menawarkan peluang-peluang investasi di berbagai sektor termasuk kedua bidang tersebut di atas.

Lebih lanjut disampaikan bahwa Indonesia berhasil meminimalisir dampak dari krisis ekonomi global, bahkan berhasil mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang positif dan menjadi negara dengan tingkat pertumbuhan tertinggi di Asia Tenggara dan ketiga tertinggi diantara negara G-20.

Tema transportasi dan energi, menurut Eddy Pratomo kepada Gatra.com, adalah tema-tema yang menarik bagi Jerman untuk berinvestasi di negara negara Asia Pasifik, “Hal ini selaras dengan kepentingan kita. Apalagi dunia memang mengalami ancaman kebutuhan energi,” tambahnya. Di samping itu, transportasi Indonesia masih membutuhkan manajemen yang lebih baik.

Deputi Bidang Promosi BKPM, Darmawan Djajusman dalam paparan mewakili Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menekankan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang environmentally friendly. Dengan prediksi pertumbuhan GDP sebesar 6,6% selama kurun waktu 2004-2009, Indonesia saat ini berada pada posisi ke-21 sebagai negara yang paling menarik untuk tujuan foreign direct investment (FDI).

Untuk itu, keterlibatan Jerman di sektor energi dan infrastruktur transportasi diharapkan mampu mengisi kebutuhan investasi bagi pembangunan nasional yang diperkirakan mencapai nilai US$ 426 milyar.

Dalam rangka memfasilitasi perusahaan Jerman yang akan melakukan usaha di Indonesia, KBRI Berlin bekerjasama dengan BKPM telah menyiapkan buku saku panduan berinvestasi di Indonesia. Oleh karena itu, Dubes Eddy Pratomo menggunakan kesempatan IBD untuk melakukan peluncuran handbook “How to Do Business in Indonesia” yang disusun oleh KBRI Berlin bekerja sama dengan BKPM yang telah dikonsultasikan dengan departemen perdagangan dan departemen perindustrian. Buku ini juga memuat berbagai informasi mengenai berbagai peluang investasi yang dapat dilakukan di Indonesia.

0 komentar:

Post a Comment